Latar Belakang
Penggunaan bahan ajar cetak selama ini sudah mengikuti perubahan kurikulum 2013 yaitu mengaitkan beberapa mata pelajaran dalam satu tema. Namun yang menjadi akar permasalahannya adalah bahan ajar cetak tersebut kurang mengedepankan unsur budaya lokal masyarakat setempat atau lingkungan dimana peserta didik tinggal. Hal ini tentunya dapat mempersulit siswa memahami materi yang seharusnya mereka kuasai.
Unsur budaya lokal sangat penting untuk dimasukan dalam proses pembelajaran. Pembelajaran di sekolah dasar merupakan sebuah pendidikan yag harus ditempuh oleh peserta didik. Menurut Lawe (2018) pendidikan dasar merupakan salah satu media yang berperan penting dalam menciptakan manusia yang berkualitas dan berpotensi baik dalam kemampuan intelektual, kemampuan emosional dan kemampuan spiritual.
Berbicara tentang pendidikan dasar, siswa usia SD akan lebih memahami materi pembelajaran apabila guru mampu mengintegrasikan materi pembelajaran dengan contoh konkrit yang sesuai dengan budaya daerah tempat tinggal mereka. Selain perlu memasukan unsur budaya lokal dalam bahan ajar elektronik berbasis budaya local yang akan dikembangkan, pemilihan jenis bahan ajar juga dianggap sangat penting. Jenis bahan ajar elektronik yang dikembangkan harus mampu menarik perhatian siswa untuk mengikuti pelajaran.
Materi yang diajarkan pada kurikulum 2013 khususnya di Sekolah Dasar yaitu secara tematik. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa (Hakim, 2014: 89). karakteristik dari pembelajaran tematik salah satunya adalah bersifat fleksibel yang artinya guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan nyata peserta didik dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan peserta didik tersebut berada.
Berbicara tentang pendidikan erat kaitannya dengan pemanfaatan bahan ajar dalam pembelajaran. Menurut Hamdani (2011: 219) bahan ajar adalah alat dan/atau teks yang diperlukan oleh guru untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Lestari (2013: 18) mengatakan bahwa bahan ajar merupakan seperangkat sarana atau alat pembelajaran, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang didesain secara sistematis dan menarik dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai kompetensi dan sub-kompetensi dengan segala kompleksitasnya. Selain itu Prastowo (2013: 297) mengungkapkan bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis, baik tertulis maupun tidak tertulis sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar. Pannen (dalam Prastowo, 2013: 298) mendefenisiskan bahan ajar elektronik berbasis budaya lokal Ngada sebagai bahan-bahan atau materi pembelajaran yang disusun secara sistematis yang digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
Dari pandangan mengenai pengertian bahan ajar tersebut dapat disimpulkan bahwa bahan ajar merupakan segala bahan (baik informasi, alat maupun teks) yang disusun secara sistematis yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai oleh peserta didik yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Mulyasa (2015: 97) menjelaskan bahwa bahan ajar dibagi menjadi dua jenis yaitu 1)
Bahan ajar cetak (Materials Printed) dan 2) Bahan ajar elektronik (Materials Electronic). Bahan ajar elektronik adalah seperangkat materi atau substansi pelajaran yang disusun secara runtut dan sistematis serta menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran yang dikemas dalam interaktif multimedia (Abdillah, 2010).
Bahan ajar yang baik adalah bahan ajar mengaitkan materi pelajaran dengan budaya lokal/contoh konkrit yang ada di lingkungan setempat. Budaya diartikan sebagai sekumpulan kebiasaan hidup yang dilakukan masyarakat (Alexon, 2010: 39). Kebiasaan hidup masyarakat sangatlah bervariasi, termasuk di dalamnya perilaku dan keyakinan
(kepercayaan) masyarakat itu sendiri. Alexon (2010: 39) juga menjelaskan bahwa budaya diartikan sebagai pemograman kolektif atas pikiran-pikiran yang membedakan anggotaanggota suatu ketegori orang dari kategori lainnya. Kemudian Ajawaila (2005) menjelaskan bahwa budaya erat kaitannya dengan kehidupan lokal masyarakat di suatu daerah. Menurut Ajawaila (2005) budaya lokal adalah ciri khas budaya sebuah kelompok masyarakat. Ciri khas yang dimaksud dapat berupa nilai-nilai agama, adat istiadat, kebiasaan-kebiasaan, petuah-petuah nenek moyang dan lain-lain.
Budaya lokal perlu diintegrasikan dengan pembelajaran tematik di SD karena salah satu ciri kegiatan pembelajaran tematik adalah fleksibel dimana guru dapat mengaitkan materi pelajaran dengan tema yang ada di lingkungan tempat tinggal peserta didik. Menurut Poerwardarminta (2008: 256) pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan. Keterpaduan berdasarkan tema ini menurut Hartono (2011: 57) akan menghubungkan persoalan satu dengan persoalan lainnya, sehingga terbangunlah kesatuan (unity) pengetahuan. Sebuah pengetahuan yang mempresentasikan kesatuan bagian-bagian dengan keseluruhannya (part-whole relationships). Pembelajaran tematik akan terjadi apabila peristiwa-peristiwa otentik atau eksplorasi tema menjadi pengendali dalam kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini antara lain: 1) Apakah dapat dihasilkan bahan ajar elektronik multimedia berbasis budaya lokal Ngada pada tema “daerah tempat tinggalku” yang sesuai dengan karakteristik siswa Sekolah Dasar kelas IV di Kabupaten Ngada, 2) Bagaimana kualitas hasil uji produk pengembangan bahan ajar elektronik multimedia berbasis budaya lokal Ngada pada tema “daerah tempat tinggalku” untuk siswa Sekolah Dasar kelas IV di Kabupaten Ngada. Sejalan dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini antara lain: (1) Untuk menghasilkan bahan ajar elektronik multimedia berbasis budaya lokal Ngada pada tema “daerah tempat tinggalku” yang sesuai dengan karakteristik siswa Sekolah Dasar kelas IV di Kabupaten Ngada, (2) Untuk mengetahui kualitas hasil uji produk pengembangan bahan ajar elektronik multimedia berbasis budaya lokal Ngada pada tema “daerah tempat tinggalku” untuk siswa Sekolah Dasar kelas IV di Kabupaten Ngada.
Hasil dan Pembahasan Hasil
Pengembangan bahan ajar ini menggunakan model pengembangan ADDIE. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, model pengembangan ini terdiri atas lima tahap yaitu (1) Analyze, (2) Design, (3) Development, (4) Implementation, dan (5) Evaluation.
1. Tahap Analyze (Analisis)
Setelah menganalisis kurikulum yang digunakan di sekolah, langkah selanjutnya adalah peneliti menganalisis silabus untuk mengkaji KD dan merumuskan indikator-indikator pencapaian pembelajaran. Silabus yang dianalisis oleh peneliti adalah silabus kelas IV tema
“Daerah Tempat Tinggalku”. Dalam menganalisis silabus, peneliti mengaitkan konten dan konteks budaya lokal Ngada dengan materi pada tema “Daerah Tempat Tinggalku”.
2. Tahap Design (Desain)
Tahap desain/perancangan diawali dengan menentukan unsur-unsur yang diperlukan dalam bahan ajar seperti penyusunan jaring-jaring tema, draf bahan ajar, dan mengumpulkan referensi yang akan digunakan untuk mengembangkan materi dalam bahan ajar.
3. Tahap Development (Pengembangan)
Pada tahap ini bahan ajar yang telah diubah ke dalam bentuk pdf dimasukan dalam aplikasi ncesoft flip book maker. Hasil pengembangan bahan ajar elektronik multimedia berbasis budaya lokal Ngada adalah sebagai berikut.
Pembahasan
Bahan ajar elektronik yang telah dikembangkan tersusun atas sepuluh bagian utama antara lain: (1) cover, (2) kata pengantar, (3) panduan penggunaan bahan ajar, (4) daftar isi, (5) jaringan tema, (6) isi buku, (7) ringkasan materi, (8) glosarium, (9) uji kompetensi, dan
(10) daftar pustaka.
Berdasarkan hasil revisi dan analisis data, disimpulkan bahwa bahan ajar elektronik multimedia berbasis budaya lokal Ngada pada tema “daerah tempat tinggalku” untuk siswa Sekolah Dasar kelas IV layak untuk digunakan oleh kelas IV SD yang ada di Kabupaten Ngada. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Riwu (2018) yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Elektronik Bermuatan Multimedia Pada Tema Peduli Terhadap Makhluk Hidup untuk Siswa Sekolah Dasar Kelas IV di Kabupaten Ngada”. Hasil penelitian berdasarkan penilaian yang diperoleh dari lembar kuisioner membuktikan bahwa, bahan ajar yang dikembangkan Riwu (2018) ada pada kategori “sangat baik” dan layak untuk digunakan oleh sekolah-sekolah yang ada di Kabupaten Ngada khususnya siswa Sekolah Dasar kelas IV. Hasil penelitian lain yang sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan peneliti adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh Muga, dkk (2017) yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Elektronik Berbasis Model Problem Based Learning dengan Menggunakan Model Dick and Carey”. Objek yang diteliti adalah bahan ajar elektronik mata kuliah strategi pembelajaran berbasis model problem based learning. Hasil uji ahli buku ajar elektronik yang dikembangkan diperoleh bahwa buku ajar elektronik yang dikembangkan menurut para ahli ada pada kategori “sangat baik”. Sedangkan hasil uji perorangan buku ajar elektronik yang dikembangkan diperoleh bahwa buku ajar elektronik yang dikembangkan berdasarkan tanggapan mahasiswa, ada pada kategori “sangat baik” dan layak digunakan oleh mahasiswa dalam perkuliahan strategi pembelajaran.
Berdasarkan
kesimpulan tersebut, maka permasalahan
dalam penelitian ini telah terjawab. Pengembangan Bahan ajar elektronik
multimedia berbasis budaya lokal Ngada dengan perolehan kriteria validitas
hasil uji coba bahan ajar elektronik multimedia berbasis budaya lokial Ngada
sangat baik. Bahan ajar yang dikembangkan juga sudah sesuai dengan
karakteristik siswa Sekolah Dasar kelas IV di Kabupaten Ngada karena bahan ajar
yang dikembangkan berbasis budaya lokal Ngada.
Kesimpulan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar